Dancing Plague: Ketika Orang-Orang Nari Sampai Mati

Dancing Plague Ketika Orang-Orang Nari Sampai Mati

thefoodchampions – Dancing plague. Kalau kamu baru pertama kali denger kata ini, pasti pikiranmu langsung ke challenge TikTok yang kelewatan. Tapi serius, ini bukan trend kekinian. Ini kejadian nyata di masa lalu yang super aneh dan bikin bingung para ilmuwan, sejarawan, dan psikolog sampai sekarang.

Bayangin deh, kamu lagi jalan di kota, terus lihat orang-orang tiba-tiba nari di tengah jalan… terus nari terus… dan terus… sampai mereka tumbang. Nggak berhenti semalaman. Beberapa bahkan sampai meninggal. Gila nggak sih?

Kejadian ini bener-bener terjadi di tahun 1518 di Strasbourg, Eropa. Waktu itu, ratusan orang ketularan sebuah “penyakit” misterius yang bikin mereka nari tanpa henti. Inilah yang akhirnya dikenal dunia sebagai dancing plague. Yuk, kita bahas dari awal sampai teori-teori gilanya!

Awal Mula Dancing Plague

Semua berawal di bulan Juli 1518, di Strasbourg, yang sekarang bagian dari Prancis. Seorang perempuan bernama Frau Troffea tiba-tiba mulai nari di jalanan. Tapi ini bukan tarian gembira habis dapet gaji. Dia nari kayak kerasukan, dan nggak bisa berhenti.

Awalnya orang-orang mikir dia cuma aneh sendiri. Tapi dalam beberapa hari, belasan orang ikut-ikutan nari juga. Terus makin banyak, jadi puluhan, dan akhirnya ratusan. Mereka semua nari tanpa henti, siang dan malam, tanpa musik, tanpa jeda, tanpa alasan jelas.

Ada yang jatuh, luka, sampai pingsan. Beberapa bahkan tewas karena kelelahan atau serangan jantung. Tapi tetap aja yang lain masih nari. Gila banget. Inilah puncak dari apa yang kita sebut dancing plague.

Pemerintah Malah Bikin Panggung?!

Kamu pikir orang-orang bakal disuruh istirahat? Ehh… nggak. Pemerintah Strasbourg waktu itu justru bikin hal yang makin absurd: mereka nyewa musisi dan nyediain panggung supaya para penari ini bisa “puas nari dan sembuh”.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Jumlah orang yang kena dancing plague makin banyak. Terus, yang udah nari duluan malah tambah parah. Mereka literally nari sampai collapse. Konyol? Banget. Tapi itu beneran kejadian.

Teori-Teori Gila Tentang Dancing Plague

Sampai sekarang belum ada satu pun teori yang bisa menjelaskan dancing plague secara pasti. Tapi ada beberapa penjelasan populer yang dianggap cukup masuk akal. Nih, kita bahas satu-satu ya:

Mass Hysteria alias Histeria Massal

Ini adalah teori yang paling populer. Katanya, dancing plague itu efek dari tekanan mental ekstrem yang dialami masyarakat saat itu. Waktu itu mereka hidup dalam kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. Udah gitu, kepercayaan spiritual juga kuat banget.

Karena saking stresnya, otak mereka “meledak” dan nunjukin reaksi yang nggak biasa—dalam bentuk nari nonstop. Mereka nggak sadar ngelakuin itu. Kayak kerasukan, tapi versi psikologis. Kayak ketika kita lagi panik, terus jantung deg-degan dan keringetan. Bedanya, ini reaksinya ekstrim banget: nari tanpa henti.

Keracunan Jamur Ergot

Ada juga teori kalau dancing plague disebabkan oleh keracunan jamur ergot, yang tumbuh di roti gandum. Jamur ini bisa nyebabin halusinasi parah, karena punya kandungan mirip LSD—obat halusinogen terkenal. Jadi, bisa aja para korban ngerasa mereka “harus nari” gara-gara pengaruh jamur itu.

Masalahnya, kalau itu beneran keracunan, kenapa yang kena cuma sebagian warga doang? Dan kenapa mereka semua nari bareng? Jadi, teori ini nggak sepenuhnya diterima.

Kekuatan Sugesti dan Kepercayaan Religius

Masyarakat zaman dulu percaya banget sama kekuatan supranatural. Salah satu yang terkenal adalah Santo Vitus, yang katanya bisa ngutuk orang supaya nari sampai jatuh sakit. Banyak orang percaya mereka kena kutukan karena dosa-dosa yang mereka perbuat.

Karena percaya banget, tubuh mereka bisa bereaksi beneran. Saking kuatnya sugesti dan rasa takut, mereka jadi nari beneran. Dan yang lain? Ikut-ikutan. Soalnya mereka pikir: “Wah, aku juga berdosa, jangan-jangan aku bakal kena juga…”

Dancing Plague Pernah Terjadi Lagi?

Iya, dancing plague bukan cuma kejadian satu kali. Sebelumnya juga pernah kejadian di tempat lain, seperti Jerman dan Belanda. Tapi kejadian tahun 1518 di Strasbourg adalah yang paling terkenal karena jumlah korbannya banyak banget.

Setelah abad ke-17, fenomena aneh ini berhenti muncul. Mungkin karena masyarakat mulai berubah, lebih banyak pengetahuan soal kesehatan mental, dan kepercayaan supranatural udah nggak sekuat dulu. Jadi, dancing plague pelan-pelan “punah”.

Histeria Massal di Zaman Sekarang?

Meskipun dancing plague udah nggak ada, kejadian mirip histeria massal masih sering terjadi di zaman sekarang. Misalnya:

  • Anak-anak satu sekolah tiba-tiba histeris bareng karena dikira kerasukan.
  • Panic buying saat pandemi, orang borong barang karena takut nggak kebagian.
  • Challenge berbahaya di medsos yang bikin orang ikutan meskipun nggak logis.

Semua itu menunjukkan bahwa otak manusia bisa banget “terpengaruh rame-rame”. Kayak efek domino. Satu mulai, yang lain ngikut. Sama kayak dancing plague.

Pelajaran dari Dancing Plague

Nah, dari kejadian aneh ini, kita bisa ambil beberapa pelajaran penting banget:

  • Jaga Kesehatan Mental

Stres bisa bikin kita ngelakuin hal-hal di luar kendali. Sama kayak yang terjadi di dancing plague. Jadi penting banget buat kenal diri sendiri, tahu kapan butuh istirahat, dan jangan ragu buat cari bantuan.

  • Sugesti Itu Kuat Banget

Kalau kita percaya banget sama sesuatu, tubuh bisa bereaksi beneran. Bahkan sampai ke level fisik. Jadi, penting banget buat selalu berpikir kritis dan nggak mudah percaya tanpa bukti jelas.

  • Fenomena Sosial Bisa Ganggu Akal Sehat

Kadang orang ngelakuin sesuatu cuma karena yang lain juga ngelakuin. Padahal itu nggak masuk akal. Dancing plague jadi contoh sempurna betapa kuatnya tekanan sosial.

  • Pentingnya Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Dulu, dancing plague dianggap kutukan atau hukuman Tuhan. Tapi sekarang kita tahu itu bisa dijelasin lewat psikologi atau biologi. Ilmu pengetahuan bisa banget bantu kita pahami dunia, termasuk hal-hal aneh kayak gini.

Penutup

Dancing plague adalah salah satu misteri paling aneh dalam sejarah manusia. Kejadian nyata, tapi rasanya kayak cerita horror atau film fiksi. Tapi justru itu yang bikin menarik. Kita bisa belajar banyak tentang manusia, tekanan sosial, dan betapa kompleksnya pikiran kita.

Buat anak-anak muda kayak kita, pelajaran paling penting dari dancing plague adalah: jangan remehin stres dan jangan gampang ikut-ikutan. Jaga pikiran, jaga kesehatan mental, dan jangan takut tanya kalau ada yang aneh sama diri kita sendiri atau orang sekitar.

So, next time kamu lihat orang nari terus-terusan di TikTok, semoga itu cuma joget biasa ya, bukan versi modern dari dancing plague!